Di sisi lain, konsep utilitas ordinal mengungkapkan kegunaan komoditas dalam hal 'kurang dari' atau 'lebih dari'. Bacalah artikel untuk mengetahui perbedaan penting antara utilitas kardinal dan ordinal.
Grafik perbandingan
Dasar untuk Perbandingan | Utilitas Kardinal | Utilitas Biasa |
---|---|---|
Berarti | Utilitas kardinal adalah utilitas di mana kepuasan yang diperoleh konsumen dari konsumsi barang atau jasa dapat dinyatakan secara numerik. | Utilitas ordinal menyatakan bahwa kepuasan yang diperoleh konsumen dari konsumsi barang atau jasa tidak dapat dinyatakan dalam satuan angka. |
Pendekatan | Kuantitatif | Kualitatif |
Realistis | Kurang | Lebih |
Pengukuran | Utils | Peringkat |
Analisis | Analisis Utilitas Marjinal | Analisis Kurva Indifference |
Dipromosikan oleh | Ekonom Klasik dan Neo-klasik | Ekonom Modern |
Definisi Utilitas Kardinal
Gagasan utilitas Kardinal dirumuskan oleh para ekonom Neo-klasik, yang berpendapat bahwa utilitas tersebut dapat diukur dan dapat dinyatakan secara kuantitatif atau kardinal, yaitu 1, 2, 3, dan seterusnya. Para ekonom tradisional mengembangkan teori konsumsi berdasarkan pada pengukuran kardinal utilitas, yang untuknya mereka menciptakan istilah ' Util ' meluas ke Unit utilitas. Diasumsikan bahwa satu util sama dengan satu unit uang, dan ada utilitas uang yang konstan.
Selanjutnya, telah disadari dengan berlalunya waktu bahwa pengukuran kardinal utilitas tidak mungkin, sehingga kurang realistis. Ada banyak kesulitan dalam mengukur utilitas secara numerik, karena utilitas yang diperoleh konsumen dari suatu barang atau jasa tergantung pada sejumlah faktor seperti suasana hati, minat, selera, preferensi, dan banyak lagi.
Definisi Utilitas Ordinal
Utilitas Ordinal dikemukakan oleh para ekonom modern, JR Hicks, dan RGD Allen, yang menyatakan bahwa tidak mungkin bagi konsumen untuk mengekspresikan kepuasan yang diperoleh dari suatu komoditas dalam bentuk absolut atau numerik. Ekonom modern berpendapat bahwa utilitas menjadi fenomena psikologis, tidak dapat diukur secara kuantitatif, teoretis dan konseptual. Namun, seseorang dapat secara introspeksi mengungkapkan apakah suatu barang atau jasa memberikan kepuasan lebih, kurang atau sama jika dibandingkan satu sama lain.
Dengan cara ini, pengukuran utilitas bersifat ordinal, yaitu kualitatif, berdasarkan peringkat preferensi untuk komoditas. Misalnya : Misalkan seseorang lebih suka teh daripada kopi dan kopi daripada susu. Oleh karena itu, ia dapat mengetahui secara subyektif pilihannya, yaitu teh> kopi> susu.
Perbedaan Utama Antara Utilitas Kardinal dan Ordinal
Poin-poin berikut perlu diperhatikan sejauh perbedaan antara utilitas kardinal dan ordinal terkait:
- Utilitas kardinal adalah utilitas di mana kepuasan yang diperoleh konsumen dari konsumsi barang atau jasa dapat diukur secara numerik. Utilitas ordinal menyatakan bahwa kepuasan yang diperoleh konsumen dari konsumsi produk atau layanan tidak dapat diukur secara numerik.
- Utilitas kardinal mengukur utilitas secara objektif, sedangkan ada pengukuran subjektif dari utilitas ordinal.
- Utilitas kardinal kurang realistis, karena pengukuran utilitas kuantitatif tidak mungkin. Di sisi lain, utilitas ordinal lebih realistis karena bergantung pada pengukuran kualitatif.
- Utilitas kardinal, didasarkan pada analisis utilitas marjinal. Berbeda dengan ini, konsep utilitas ordinal didasarkan pada analisis kurva indiferens.
- Utilitas kardinal diukur dalam hal utils, yaitu unit utilitas. Sebaliknya, utilitas ordinal diukur dalam hal peringkat preferensi suatu komoditas bila dibandingkan satu sama lain.
- Pendekatan utilitas kardinal dikemukakan oleh Alfred Marshall dan para pengikutnya. Sebaliknya, pendekatan utilitas ordinal dipelopori oleh Hicks dan Allen.
Kesimpulan
Kedua pendekatan analisis permintaan yang disebutkan di atas tidak bersaing satu sama lain, tetapi selama analisis perilaku konsumen, mereka mewakili dua tingkat kecanggihan. Utilitas kardinal dan ordinal sangat penting untuk menilai dan menganalisis permintaan konsumen akan barang atau jasa, terlepas dari tujuannya.